Sudah, Marketplace Sudah Mati! Pivot ke Sini.

Willy Pujo Hidayat
4 min readNov 9, 2022

Total sudah 3 perusahaan eCommerce dengan valuasi besar yang melantai di bursa saham, dengan Blibli sebagai yang terakhir masuk.

Karena sudah kali ketiga, mungkin kita tidak asing dengan kerugian sampai miliaran bahkan trilliunan saat mereka pertama kali IPO.

Yang menarik dari sini adalah pivot yang mereka lakukan setelah mendapatkan “dana segar” dari publik tersebut.

Sepengamatan saya, mereka pelan pelan sudah berorientasi pada keuntungan.

Cara mereka menuju kesana salah satunya adalah dengan mengembangkan model bisnis baru.

Saya menyebutnya Fulfillment eCommerce.

Mengingat marketplace sudah cukup berdarah-darah, apakah artinya Marketplace akan mati dan digantikan dengan model bisnis yang baru ini?

Berikut kutipan pembahasan saya mengenai pivot yang mereka lakukan.

— —

Momen IPO dari beberapa perusahaan teknologi besar, khususnya unicorn ini membuka pandangan kita tentang bagaimana industri ecommerce ini berjalan.

Kita bisa dengan mudah mengakses semua data terkait yang ada di perusahaan tersebut dan menilainya.

Hasilnya tentu sangat mencuri perhatian karena mungkin bisa dibilang, perusahaan ini besar, namun rapuh.

Sejak Bukalapak, dan Tokopedia membuka datanya ke publik, kita semua terheran heran dengan kerugian yang dialaminya.

Nilai transaksi yang tinggi, trilliunan nilai Gross Transaction Value (GTV), masih tidak bisa memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.

Mengakuisisi sebanyak mungkin pembeli dan mengundang sebanyak mungkin penjual (merchant) mungkin bukan jalan terbaik bagi perusahaan untuk membangun profitabilitas.

Di sisi lain, para penjual mendapatkan keuntungan yang mungkin lebih bersih dibandingkan dengan platform itu sendiri.

Ratusan juta (bahkan miliaran?!) bisa didapat oleh para pelapak online atau merchant di platform, sedangkan platform hanya mendapatkan 1–3% persen dari nilai…

Willy Pujo Hidayat

Certified Digital Marketing | Writing & Podcast | eCommerce Enthusiast | Rebahanism