Metaverse itu .. Cuma Marketing !

Willy Pujo Hidayat
6 min readJan 6, 2022

--

Facebook melakukan hal yang mungkin bisa dibilang cukup cerdas.

Mereka seperti menginisiasi era baru mengenai dunia virtual yang penuh dengan fantasi.

Sebuah peningkatan level dari sekedar bertemu antar layar secara 2 dimensi melalui zoom dan aplikasi virtual meeting lainnya.

Beberapa memuji langkah yang dilakukan Facebook yang melakukan re-brand perusahannya menjadi Meta.

Yes, Meta (dulu Facebook) kini dianggap sebagai sentral dunia virtual yang belakangan kita sebut dengan Metaverse tersebut.

Bahkan Bill Gates memprediksi kalau meeting di Metaverse akan bisa berlangsung dalam 2–3 tahun kedepan.

Sebagai seorang inovator kawakan, Elon Musk melihat Metaverse seperti sesuatu yang sepertinya kurang realistis.

“Sure you can put a TV on your nose. I’m not sure that makes you ‘in the metaverse.”

Artinya kurang lebih :

“Ya, Anda bisa aja meletakkan tv di hidung gitu, tapi kayanya itu ga membuat kamu ‘ada’ di Metaverse”

Sebagai orang dibalik PayPal, Zip2 dan beberapa perusahaan teknologi lainnya, kapabilitas Elon Musk berbicara dalam ruang lingkup internet memang bisa diperhitungkan.

Mark Zuckerberg bilang kalau Metaverse akan lumrah dalam 5 sampai 10 tahun.

Dunia nyata dan dunia digital nantinya hanya dibatasi oleh Oculus VR Headset saja.

Pertanyaannya adalah apa yang mendorong Meta untuk berinvestasi besar besaran dalam Metaverse?

Metaverse Portal

Berinteraksi di dunia digital tentunya memerlukan platform atau media untuk Anda berinteraksi.

Untuk membaca tulisan ini, Anda perlu masuk memiliki alat seperti Laptop atau Smartphone sebagai “portal” untuk masuk ke internet, masuk ke website dan akhirnya bisa mengakses tulisan ini.

Hal tersebut juga berlaku di Metaverse.

Anda memerlukan alat sebagai portal untuk masuk ke dunia virtual, apa itu?

Ya, VR atau Virtual Reality Devices.

Yang terdiri dari Headset yang diletakkan di mata dan hidung, dan Touch Controller yang bisa digenggam di kedua tangan.

Setelah Anda memiliki perangkatnya, Anda bisa masuk ke internet, eh, maaf, maksudnya metaverse.

Kemudian Anda bisa masuk ke website, eh, maaf lagi, maksudnya Land dan berinteraksi di dalamnya.

Perangkat Virtual Reality akan menjadi mainstream atau umum ketika semua orang ingin masuk ke metaverse.

Seperti halnya smartphone yang sudah sangat umum bagi Anda yang ingin masuk dan berinteraksi di Instagram.

Oculus mungkin menjadi salah satu brand pionir yang diakusisi Facebook (sekarang Meta) untuk produk VR.

Ini yang akhirnya banyak menimbulkan spekulasi.

Game vs Metaverse

“Kaya main game ya?”

Ya, mungkin itu yang ada di perasaan Anda yang mungkin jarang bermain game.

Mungkin Anda melihat Metaverse ini seperti Minecraft, Roblox atau bahkan The Sims.

Ha ha ha

Kalau menurut mereka yang sering bermain game online, Metaverse ya tampilan yang lebih baik dari game.

Mimpi para gamers itu adalah tentang bagaimana mereka bisa berinteraksi lebih dalam dengan gamenya.

Seperti halnya Pokemon Go.

Ya, Pokemon Go viral karena kita bisa berinteraksi sangat dekat dengan game.

Seperti seolah olah mereka nyata, dan bisa kita tangkap dengan Smartphone kita.

Kemudian semua orang membayangkan :

“Kenapa cuma sebatas layar smartphone, kenapa tidak sejauh mata memandang?”

Well, mungkin seperti itu kurang lebih konsep VR atau Metaverse itu hadir di tengah tengah para gamer.

Namun, di satu sisi, fantasi itu masih belum bisa terwujud dengan sempurna, sehingga sejauh ini Console Game masih lebih menarik untuk dimainkan.

Console Game seperti Xbox, Playstation, Nintendo dan lainnya masih menjadi “portal” bagi mereka yang akan masuk ke dunia game.

Dan market industri game itu sangat tidak boleh diremehkan.

Masih dari sumber yang sama, Statista menyebutkan kalau sumber pemasukan (revenue) dari industri game ini adalah dari Console Game, Processor, Layar, Controller, Aksesori, dan tentunya software.

Dari beberapa sumber pemasukan tersebut saja, pada tahun 2021, nilai marketnya sudah sampai 138 trilliun US Dolar.

Gila !

Mana dari beberapa sumber pemasukan itu yang paling banyak berkontribusi?

Dari beberapa console yang ada, hanya Playstation dan Microsoft Xbox yang merajai pasar :

Kemana VR yang menawarkan pengalaman bermain game lebih real?

Menurut datanya, mereka yang mengembangkan game untuk format VR tidak terlalu banyak.

Karena mungkin pengguna perangkatnya tidak banyak, sehingga pengembang game melihat VR bukan menjadi prioritas dan belum menjanjikan.

Terima Kasih Metaverse

Mungkin itu kata Oculus kepada Mark Zuckerberg dengan kesuksesan rebrand Facebook menjadi Meta.

Mungkin Mark berpikir, kalau satu-satunya perangkat (device) yang ada di bawahnya itu head-to-head melawan Playstation dan Xbox, dari segmentasi game, hampir tidak mungkin.

Dan penjualan Oculus begitu-gitu aja, tidak pernah sampai meledak sekali.

Sampai akhirnya di 2021, Oculus, atau bisa kita sebut, Metaverse Portal, mencapai penjualan tertingginya.

Walaupun tentunya bukan hanya Oculus yang diuntungkan, dan market VR semakin lebar, tetap saja sepertinya keluarga Oculus yang masih memimpin pasar sejauh ini, dari Oculus Go dan Quest.

Sekali lagi, terima kasih metaverse yang sudah membuka peluang bagi VR untuk muncul di tengah-tengah para console game lain.

Bahkan sekarang segmentasi VR bukan hanya game, melainkan lebih dari itu.

Belakangan kita tahu kalau kita bisa membeli properti, meeting, bahkan berbelanja secara virtual di Metaverse, dan tentunya menggunakan VR.

VR yang tadinya mungkin “anak tiri” kini menjadi bintang dengan persentase pertumbuhan yang menawan :

Apakah sudah bisa mengkonfirmasi kalau Metaverse itu adalah marketing bagi Facebook (sekarang Meta) untuk memasarkan industri VR dan tentunya meningkatkan penjuaan produknya?

Masa Depan VR

VR nantinya sudah tidak lagi digunakan hanya untuk bermain game saja.

Lebih dari itu, perlahan tapi pasti, aktifitas pada kehidupan kita sehari-hari, akan terkonversi menjadi produk virtual yang bisa Anda nikmati di Metaverse.

Memasuki Metaverse, maka Anda perlu menggunakan Pintu ajaib Doraemon, alias Metaverse Portal, yang tidak lain dan tidak bukan adalah VR itu sendiri.

Facebook (sekarang Meta) sudah sukses menciptakan pasar baru bagi VR, dan kemungkinan besar, beberapa console game lain juga akan menawarkan experience yang tidak jauh berbeda.

Bagi saya (dan Elon Musk, ha ha ha) VR saat ini masih kurang menarik, masih kurang “Realistis”.

Pada tulisan saya yang lain di Quora, saya menyampaikan keinginan saya yang mungkin tidak jauh berbeda dengan Metaverse, yaitu Teknologi VR Holographic.

ya, Anda tidak asing melihat tampilan di atas kalau Anda sudah menonton Kingsman atau Avengers.

Sama seperti gambar bergerak pertama yang Anda lihat di tulisan ini.

Itu mungkin definisi virtual dan Metaverse yang Mark Zuckerberg maksud.

Lagi, Anda harus tetap menggunakan device untuk mendapatkan pengalaman seperti itu, dan tentunya Oculus bisa menjadi pilihan.

Ha ha ha

Semoga bermanfaat dan menghibur

--

--

Willy Pujo Hidayat

Certified Digital Marketing | Writing & Podcast | eCommerce Enthusiast | Rebahanism