Memilih Platform Entertainment (Berbayar) yang Tepat

Willy Pujo Hidayat
3 min readJun 1, 2022

Berkutat dengan hiruk pikuk kota yang tidak pernah sepi ini membuat kita sepertinya membutuhkan sedikit hiburan.

Ya, di tengah kemacetan ibu kota, di dalam helm ku tersemat earphone bluetooth yang menyamarkan suara klakson kendaraan yang tanpa aturan tersebut.

Bukan, sayangnya aku tidak mendengarkan musik.

Podcast menjadi opsi channel yang aku pilih melalui platform pemutar audio dengan ribuan episode di dalamnya.

Beberapa podcast terkenal seputar update dunia eCommerce, dan sains cenderung lebih sering aku putar.

Durasi 30 menit sampai 1 jam per episode cukup untuk mengisi waktu sembari perjalanan pulang.

Namun, masih ada yang kurang.

YouTube Premium

Beberapa penceramah memilih platfrom pemutar video YouTube sebagai sarana dakwahnya.

Sesekali aku mengikuti kajian dengan topik yang menarik di sana.

Sampai akhirnya aku berpikir, mengapa aku tidak mendengarkan ini di perjalanan?

Aku pakai helm ku, dan membiarkan video tersebut terputar di smartphone yang aku letakkan di dalam kantong.

Ternyata menyebalkan.

Karena layar yang sesekali terkunci dan video yang terjeda yang menyebabkan kajian online-ku terhenti.

Aku mencari cara lain.

Di sela sela video, muncul iklan yang menarik perhatianku.

YouTube premium yang menjanjikan bisa tetap memutar video dalam kondisi layar terkunci.

Dengan biaya sekitar 60 ribuan, tanpa ragu langsung aku putuskan untuk berlangganan.

Dan ya, sekarang hari hari ku penuh dengan kajian dari para penceramah favoritku di YouTube tanpa khawatir terhenti karena layar yang tiba tiba terkunci.

Seiring berjalannya waktu, kejenuhan mendengarkan kajian tersebut mengalihkanku ke video lain yang terdengar lebih menarik.

Willy Pujo Hidayat

Certified Digital Marketing | Writing & Podcast | eCommerce Enthusiast | Rebahanism