Membeli Tiktok adalah Keharusan Bagi Microsoft

Willy Pujo Hidayat
4 min readSep 4, 2020

Tiktok — aplikasi perekam dan pengolah video dengan lebih dari 800 juta pengguna saat tulisan ini dibuat.

Dulu mungkin kita, paling tidak saya, skeptis dengan aplikasi ini.

Secara personal, dulu saya menilai bahwa Tiktok ini tidaklah akan menjadi sebesar apa yang kita lihat sekarang.

Tapi ternyata saya salah, pengguna Tiktok bahkan hampir menyaingi pengguna Instagram.

Bahkan Instagram-pun seperti “meniru” Tiktok dengan Instagram Reels-nya yang beberapa waktu lalu mereka luncurkan.

Karena itu tidak heran, perebutan akuisisi Tiktok ini banyak diikuti oleh para raksasa teknologi, seperti :

  • Oracle
  • Walmart
  • Microsoft

Bisa dipastikan Anda tidak asing dengan ketiga perusahaan besar teknologi (Big Tech Companies) tersebut.

Setelah Akuisisi Tiktok

Ketertarikan saya terhadap eCommerce memang membawa saya pada imajinasi yang menarik sekiranya Walmart berhasil mengakuisisi Tiktok.

Sebagaimana Instagram, kalau Walmart akhirnya mengakuisisi Tiktok, maka shopcommerce bisa dipastikan akan lebih cepat melesat.

Ya, sebagaimana Facebook shop yang baru saja diluncurkan oleh Facebook hasil kerjasama dengan Shopify, Tiktok-Wallmart mungkin akan memiliki model bisnis yang mirip.

Memungkinkan para pengguna untuk berbelanja di Walmart langsung melalui Tiktok.

Menarik bukan?

Ya, paling tidak untuk market di US (Amerika).

Untuk Oracle mungkin saya kurang memahami motivasinya mengakuisisi Tiktok.

Namun kalau dilihat dari model bisnisnya, sepertinya “data” pengguna Tiktok akan memberikan sudut pandang yang fresh untuk Oracle.

Mengabaikan minat saya terhadap eCommerce, dan data analytics, saya sangat merekomendasikan Microsoft untuk bisa mengakuisisi Tiktok.

Bahkan bisa saya bilang, harus !

Microsoft (harus) akuisisi Tiktok

Kalau saya punya akses langsung ke Satya Nadella, maka saya akan memberikannya masukan terkait hal ini.

“Tiktok must be Acquired by Microsoft, at any cost !”

Mungkin Nadella dan C level Microsoft sudah memahami ini.

Mengapa demikian?

Karena Microsoft mungkin sudah kalah !

Dengan siapa?

The FANG !

Facebook — Amazon — Netflix — Google

Khususnya dalam kompetisi perangkat mobile.

Facebook yang di dalamnya ada Instagram dan WhatsApp mungkin cukup umum ditemui di banyak Smartphone.

Amazon lebih dari itu, mereka punya Amazon Echo yang bahkan mungkin sudah ada di setiap rumah di Amerika.

Amazon juga tentunya umum ditemui di perangkat mobile.

Netflix juga kini mulai banyak penggunanya, khususnya di perangkat mobile yang kemudian diintegrasikan dengan Smart TV.

Google? Android? dan mungkin Apple? masih perlu kita bahas lagi marketnya?

Baik, sekarang dimana Microsoft?

Microsoft mungkin umum ditemui di Laptop atau PC, bukan di perangkat Mobile.

Ya, mereka juga ada layanan Cloud yang cukup terkenal, Social media (Linkedin) dan mesin pencari (Bing).

Kalau FANG bisa punya data Mobile, mungkin Microsoft baru sedikit memilikinya.

Microsoft mungkin pernah punya pengalaman pahit membuat perangkat mobile, begitu juga Facebook dan Amazon.

Namun mereka survive di perang mobile, aplikasi mereka masih ada di sana walau sekarang Apple pun juga mulai melakukan pembatasan terhadap Facebook.

Lagi, dimana Microsoft?

Dari beberapa segmentasi revenue Microsoft, maka bisa dipastikan mereka “krisis” data mobile.

Linkedin? Seriously?

Come on !

Tiktok adalah salah satu jalan terbaik bagi Microsoft untuk mendapatkan data “casual” pelanggan melalui perangkat mobile.

Ya, karena selama ini mungkin data microsoft adalah data yang formal, profesional, dan office dari laptop.

Sedangkan perangkat mobile semakin menggila :

Kalau Microsoft tidak masuk ke Segmentasi mobile ini mungkin akan sangat disayangkan.

Microsoft bisa masuk ke persaingan mobile device seperti para kompetitornya.

Dan Tiktok mungkin bisa menjadi jalan bagi Microsoft untuk masuk ke semua lini tersebut.

Apa Manfaat Microsoft Mengakuisisi Tiktok?

1- Milenial

Seperti disebutkan di atas bahwa Microsoft mungkin minim sekali data Casual, khususnya dari generasi X, Y dan Z.

Dengan Tiktok, mereka mungkin akan lebih banyak mendapatkan data dari 3 generasi tersebut secara signifikan.

2- Visual Technology

Tiktok bisa dimanfaatkan bagi para teknisi Xbox untuk menyempurnakan tampilan visual mereka.

Lebih dari itu, bahkan Tiktok yang mungkin sudah sedikit menyenggol Augmented Reality bisa memberikan data yang menarik bagi Microsoft untuk mengembangkan Xbox.

3- Future of Video

Google sudah cukup “kaya” dengan YouTube-nya, yang sekarang juga sudah ada Storiesnya.

Facebook dengan Instagram dan Facebook Watch-nya mungkin juga sudah cukup mendominasi perang video.

Amazon Prime sudah tidak perlu dibicarakan lagi.

Dengan Tiktok, Microsoft paling tidak bisa ikut bersaing untuk merebut masa depan bisnis video ini.

Jadi..

Sebaiknya Microsoft sudah tidak perlu banyak lagi menimbang-nimbang, dan segera deal-kan akuisisi ini dengan mulus.

Semoga bermanfaat.

Willy

--

--

Willy Pujo Hidayat

Certified Digital Marketing | Writing & Podcast | eCommerce Enthusiast | Rebahanism