Kita Tidak Sedang Berkompetisi Dengan Siapapun

Gerakan untuk menghapus Sosial Media dari smartphone, sedang hangat terjadi belakangan ini.

Salah satu kandidat terkuat dari aplikasi sosial media yang akan dihapus adalah (suara drum ….) ya, Instagram.

“Ah, engga kok, kaya, masa iya ada yang nge-remove IG? kaya, nanti kalo mau looking for update gimana?”

Mungkin begitu kalau menggunakan bahasa anak kekinian untuk mendefinisikan betapa “aneh”nya keputusan mereka yang mencoba untuk menghapus Instagram dari Smartphone mereka.

Menghapusmu

Meninggalkan Instagram saat lagi “lucu-lucunya” adalah hal yang mungkin paling tidak masuk akal untuk dilakukan saat itu.

Sejujurnya keputusan itu tidaklah sulit, namun tidak oleh mereka yang biasa berinteraksi di Instagram.

Like I Care ?!

Sekitar bulan Januari-Februari 2019, Saya memutuskan untuk menghapus aplikasi berbagi foto terpopuler tersebut dari Smartphone saya.

Inefisien

Salah satu alasan yang paling kuat dari beberapa alasan yang menjadi faktor pendorong (pull factor) Saya adalah waktu.

Menggunakan Instagram sangat menyita cukup banyak waktu, sehingga kadang waktu saya habis untuk melihat semua Insta-stories dari semua influencer dengan segala endorse-nya.

Sudah, sudah ada IG-TV waktu itu seingat saya.

Dan, ya, saya mungkin menilai diri saya aneh karena saya sama sekali tidak bisa menikmati Instagram sebagai sarana entertainment.

Sebaliknya, justru Instagram menarik saya ke dasar palung, tenggelam.

Jauh meninggalkan buku buku yang sudah saya beli, draft tulisan yang sudah saya mulai, hobi saya yang (ehm..*batuk*) mahal, di atas sekoci kecil, tanpa nahkoda.

Terombang-ambing di permukaan lautan tanpa tahu kapan saya bisa kembali dari penyelaman tanpa akhir ini.

Melepaskan Instagram agar saya tidak semakin jauh tenggelam mungkin keputusan yang bijak pada saar itu.

Insecurity

Tidak lama setelah saya memutuskan hal tersebut, saya menulisnya dan mempublikasinya.