Belajar dari Toko Online yang Tutup
Belajar dari toko online yang tutup — Di tengah booming-nya dunia pertoko online-nan, ada beberapa dari startup berkonsep ecommerce yang mengakhiri perjalanannya, kenapa ?
Di balik kilau gemilangnya tokopedia, bukalapak dan kawan kawan unicorn lain, ada beberapa ‘kawan’nya yang justru redup bahkan tutup.
Kita akan sedikit belajar dari beberapa ecommerce yang agak redup bahkan tutup.
Disclaimer : Artikel ini bukan dibuat untuk menjatuhkan siapapun atau menjelekkan siapapun, artikel ini dibuat untuk kita pelajari bersama.
1- Qlapa.com
ya, ini adalah ecommerce yang baru baru ini dikabarkan tutup.
Qlapa pada awalnya memiliki konsep yang cukup jenius menurut saya, karena dia menjembatani para pembuat kerajinan dengan para konsumennya.
Dan sepengetahuan saya, produk kerajinan tersebut bahkan sampai dijual ke luar negeri.
Ditengah serangan produk impor, Qlapa seperti melawan arus untuk ‘nekat’ membantu para pengerajin lokal.
Bahkan ada lebih dari 4000 pengerajin yang tergabung menjadi membernya.
Namun apa yang membuat Qlapa tersebut tutup ?
Sedikit kutipan dari halaman Epilog Qlapa :
Sayangnya bagi kami, perjalanan romantis ini harus berakhir. Kami tidak dapat membuat Qlapa menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.
Saya pun tidak menemukan alasan yang pasti kenapa ecommerce tersebut ditutup.
Namun kalau dilihat dari penggalan statement di atas, bisa saya asumsikan bahwa Qlapa sampai saat halaman epilog tersebut di post, belum mendapatkan keuntungan yang sepadan.
Apa karena niche untuk penggemar produk kerajinan sangat spesifik sehingga sulit untuk di-scale up?
2- Mataharimall.com
Untuk ecommerce yang satu ini bukannya tutup, melainkan dilebur atau di-merge menjadi satu kesatuan dengan matahari.com
Konsep meng-online-kan toko offline dari mataharimall merupakan konsep yang cukup inovatif.
Membuat pelanggan seolah tetap bisa berbelanja offline di toko walau ber-platform toko online.
Isu yang beredar di Internet adalah bahwa ecommerce ini tutup, tapi nyatanya tidak.
hanya di-merge menjadi satu kesatuan dibawah naungan matahari.com
jadi sekarang kalau anda mengunjungi mataharimall.com, maka akan diarahkan ke matahari.com
Mengapa hal ini bisa terjadi ?
dalam sisi yang positif kita bisa belajar bahwa pengalaman pengunjung website untuk berbelanja, tidak hanya melalui media online.
Sinergisme antara Online dengan Brick and Mortar store tetap perlu dijaga, terlebih brand anda dikenal sebagai brand yang sudah banyak outletnya.
3-Shopious.com
Ecommerce yang memiliki konsep yang sangat jenius, menggabungkan platform social media Instagram, dengan ecommerce.
Sesuatu yang sangat baru saat itu, dimana kita belum terbiasa untuk meng-upload produk ke toko online kita di marketplace.
Para seller hanya biasa meng-upload produk mereka di Instagram.
Melihat perilaku ini, Shopious hadir untuk mengintegrasikannya.
Namun sayangnya ecommerce ini juga tutup, kenapa ?
anda bisa membacanya secara lengkap disini : https://medium.com/@aditya_herlamba/i-returned-home-from-silicon-valley-and-build-a-failed-startup-d9a2c5911d82
Secara garis besar ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi :
- Kesiapan masyarakat akan invasi toko online
- Persaingan cash burning antar sesama ecommerce dalam mempromosikan layanannya.
Terlepas dari mengapa mereka tutup, kita juga perlu menyadari dan berpikir positif.
Saya secara pribadi menilai mereka bukan tutup, seperti sebuah makhluk hidup uniseluler, mereka hanya mengalami fase dormant.
Entah mereka yang akan kembali dengan ide ide barunya, atau semangat mereka yang melahirkan ide ide baru bagi kita.
Semoga bermanfaat.